Apakah kita saat merasa tangan Tuhan kurang panjang untuk menyelamatkan kita dari berbagai-bagai masalah. Sehingga hal itu tidak mendorong kita untuk berseru kepada Tuhan. Kita tidak merasa yakin bahwa Tuhan sanggup menolong kita. Kita tidak percaya bahwa Tuhan dapat menyelesaikan masalah kita.
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar” - (Yesaya 59:1).
Bahan renungan: Yesaya 59:1-21.
Ayat Yesaya 59:1-21 = Dosa adalah penghambat keselamatan
1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
3 Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.
4 Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh; orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman.
5 Mereka menetaskan telur ular beludak, dan menenun sarang laba-laba; siapa yang makan dari telurnya itu akan mati, dan apabila sebutir ditekan pecah, keluarlah seekor ular beludak.
6 Sarang yang ditenun itu tidak dapat dipergunakan sebagai pakaian, dan buatan mereka itu tidak dapat dipakai sebagai kain; perbuatan mereka adalah perbuatan kelaliman, dan yang dikerjakan tangan mereka adalah kekerasan belaka.
7 Mereka segera melakukan kejahatan, dan bersegera hendak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah; rancangan mereka adalah rancangan kelaliman, dan ke mana saja mereka pergi mereka meninggalkan kebinasaan dan keruntuhan.
8 Mereka tidak mengenal jalan damai, dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan; mereka mengambil jalan-jalan yang bengkok, dan setiap orang yang berjalan di situ tidaklah mengenal damai.
9 Sebab itu keadilan tetap jauh dari pada kami dan kebenaran tidak sampai kepada kami. Kami menanti-nantikan terang, tetapi hanya kegelapan belaka, menanti-nantikan cahaya, tetapi kami berjalan dalam kekelaman.
10 Kami meraba-raba dinding seperti orang buta, dan meraba-raba seolah-olah tidak punya mata; kami tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu senja, duduk di tempat gelap seperti orang mati.
11 Kami sekalian meraung seperti beruang; suara kami redup seperti suara burung merpati; kami menanti-nantikan keadilan, tetapi tidak ada, menanti-nantikan keselamatan, tetapi tetap jauh dari kami.
12 Sungguh, dosa pemberontakan kami banyak di hadapan-Mu dan dosa kami bersaksi melawan kami; sungguh, kami menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan kami:
13 kami telah memberontak dan mungkir terhadap TUHAN, dan berbalik dari mengikuti Allah kami, kami merancangkan pemerasan dan penyelewengan, mengandung dusta dalam hati dan melahirkannya dalam kata-kata.
14 Hukum telah terdesak ke belakang, dan keadilan berdiri jauh-jauh, sebab kebenaran tersandung di tempat umum dan ketulusan ditolak orang.
15 Dengan demikian kebenaran telah hilang, dan siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi korban rampasan. Tetapi TUHAN melihatnya, dan adalah jahat di mata-Nya bahwa tidak ada hukum.
16 Ia melihat bahwa tidak seorangpun yang tampil, dan Ia tertegun karena tidak ada yang membela. Maka tangan-Nya sendiri memberi Dia pertolongan, dan keadilan-Nyalah yang membantu Dia.
17 Ia mengenakan keadilan sebagai baju zirah dan ketopong keselamatan ada di kepala-Nya; Ia mengenakan pakaian pembalasan dan menyelubungkan kecemburuan sebagai jubah.
18 Sesuai dengan perbuatan-perbuatan orang, demikianlah Ia memberi pembalasan: kehangatan murka kepada lawan-lawan-Nya, ganjaran kepada musuh-musuh-Nya; bahkan kepada pulau-pulau yang jauh Ia memberi ganjaran.
19 Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN.
20 Dan Ia akan datang sebagai Penebus untuk Sion dan untuk orang-orang Yakub yang bertobat dari pemberontakannya, demikianlah firman TUHAN.
21 Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.

Shalom,

Apakah mungkin kita lebih suka menanggung setiap masalah sendirian dengan beban-beban yang terasa begitu berat. Ataukah kita lebih suka mengeluh dan berkata bahwa ‘tak ada yang dapat menolong saya’. Bahkan berani mengatakan bahwa Tuhan tidak menolong saya. Tidak ada yang mau mengerti persoalan-persoalan saya. Padahal Tuhan sangat peka untuk mendengar setiap seruan kita. Kita lebih suka menyimpan dalam hati kita, hingga beban-beban itu kita rasa terlalu berat untuk kita.

Mungkin juga di sisi lain kita merasa bahwa tangan kita lebih panjang dari tangan Tuhan. Kita merasa lebih pintar dari pada Tuhan untuk dapat menyelesaikan setiap masalah kita sendirian. Kita merasa lebih mampu dari pada Tuhan untuk dapat mengatasi setiap tekanan yang kita hadapi. Kita lebih suka mengandalkan kekuatan kita sendiri. Kita lebih suka bertumpu pada pengalaman dan kecakapan kita untuk menghadapi setiap masalah kita sendiri. Atau kita ingin menyelesaikan masalah secepat-cepatnya tanpa bantuan Tuhan karena tidak sabar.

Pada saat beban kita sudah lebih besar dari pada kekuatan kita. Kita menjadi sangat lemah, menjadi patah semangat, hati kita hancur dan pada akhirnya kita jatuh terlentang dan tumbang, tanpa daya apa-apa. Pada saat demikian kita baru menyadari bahwa Tuhan lebih berkuasa atas segala sesuatu. Kita baru berserah dan berseru kepada Tuhan. Dan kita mengakui bahwa Tuhan sanggup menolong kita.

Marilah kita sadari bahwa tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita. Sehingga janganlah kita merasa sendirian ataupun mengandalkan kekuatan kita. Pada saat kita diatas ataupun pada saat kita mengalami kejatuhan selalu ingat bahwa kita tidak akan  bisa berdiri sendiri menghadapi masalah tanpa penyertaan dan kekuatan dari Tuhan.

Catatan : Pada saat kita berada diatas janganlah menjadi sombong dan pada saat kita berada dibawah selalu percaya bahwa Tangan Tuhan sanggup menolong kita.

Kita pasti mampu menghadapi semua hal karena kekuatan dan penyertaan Tuhan.
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar” - (Yesaya 59:1).
Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus pasti memberkati. Amin.

Post a Comment

Powered by Blogger.