"Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku." - (Lukas 15:29).Bahan renungan: Lukas 15:11-32.
(Mat 18:12-14)
Ayat | Lukas 15:11-32 = Perumpamaan tentang anak yang hilang |
---|---|
11 | Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. |
12 | Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. |
13 | Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. |
14 | Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. |
15 | Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. |
16 | Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. |
17 | Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. |
18 | Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, |
19 | aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. |
20 | Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. |
21 | Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. |
22 | Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. |
23 | Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. |
24 | Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. |
25 | Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. |
26 | Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. |
27 | Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. |
28 | Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. |
29 | Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. |
30 | Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. |
31 | Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. |
32 | Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." |
Shalom,
Dari ayat nats yang kita baca terlihat adanya sifat iri hati di antara dua bersaudara. Anak sulung merasa iri hati terhadap perlakuan istimewa yang ditunjukkan bapa terhadap adiknya yang baru pulang dari pengembaraannya setelah menghabiskan harta untuk berfoya-foya, bahkan "...memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur," (ayat 29), di mana setelah semuanya habis ia menyesali semua perbuatannya dan kembali ke rumah bapa. Yang mengejutkan si sulung adalah bapanya justru menyambut dengan sukacita, bahkan menyembelih anak lembu tambun dan menggelar pesta untuknya sebagai ungkapan rasa syukur karena telah mendapatkan anaknya yang hilang itu kembali.
Sebagaimana Bapa di sorga bersukacita atas pertobatan orang yang berdosa, seperti tertulis;
"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." - (Lukas 15:7).Demikian juga kita seharusnya bersukacita bila ada saudara kita yang jatuh dalam dosa kembali bertobat.
Perkataan Yesus ini sungguh sangat mengena karena zaman sekarang ini banyak orang merasa dirinya benar sehingga tidak perlu bertobat dan tidak memerlukan Yesus lagi dalam hidupnya.
Juga sering dijumpai orang-orang Kristen yang bersikap 'tidak suka', mentertawakan dan memusuhi bila ada saudara seiman yang telah lama tenggelam dalam dosa, berbalik dan bertobat; dosa lama mereka masih diungkit-ungkit dan berharap Tuhan mendatangkan hukuman terlebih dahulu kepada mereka. Begitu juga maksud di sulung itu agar bapanya memberi hajaran kepada adiknya, dengan demikian adiknya dapat merasakan derita akibat perbuatannya yang salah itu.
Kita tidak punya hak dan wewenang menghakimi! Mari, teladanilah sikap Yesus yang dengan kasihNya menerima orang berdosa yang mau bertobat.
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. - (Matius 7:1).
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. - (Yohanes 6:37).Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Post a Comment