Sesibuk apa pun tidak ada alasan untuk tidak bersekutu dan membangun kekariban dengan Tuhan. Itulah kunci utama!

Shalom,
"Mereka (pengikutNya yang ditebusNya) adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi." - (Wahyu 14:4b).
Bahan renungan: Wahyu 14:1-15.
Ayat Wahyu 14:1-5 = Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya
1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Pada kedatanganNya kelak kali yang kedua, Kristus datang sebagai mempelai pria untuk menjemput mempelai wanita. Anak-anak Tuhan (gerejaNya) adalah calon mempelai-mempelaiNya. Yang layak menjadi mempelaiNya adalah mereka yang hidupnya benar dan tidak bercacat cela, seperti yang ditulis Rasul Yohanes:
"Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela." - (Wahyu 14:4-5).
Sebagai umat yang telah ditebus oleh darah Anak Domba, kita harus setia mengikutiNya ke mana saja Ia pergi. Seperti Rut yang setia mengikuti Naomi (mertuanya) dan berkata;
"...sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;" - (Rut 1:16b).
Begitulah seharusnya kita, setia mengiring Kristus sampai akhir hidup. Sebagai mempelaiNya kita harus selalu menjaga kekudusan dan senantiasa bersekutu dengan Dia, menyatukan hati, jiwa dan roh. Seperti Yesus yang selalu intim dengan Bapa dan memisahkan diri dari segala kesibukan untuk memandang wajahNya dan mendengar suaraNya. Alkitab mencatat,
"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." - (Markus 1:35).
Sesibuk apa pun tidak ada alasan untuk tidak bersekutu dan membangun kekariban dengan Tuhan. Itulah kunci utama! Apalagi bagi pelayan Tuhan, tanpa keintiman denganNya, pelayanan kita tidak lebih dari sekedar rutinitas belaka, tiada lagi urapan seperti yang dialami jemaat di Sardis, sehingga Tuhan menegurnya dengan keras,
"Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!" - (Wahyu 3:1).
Renungan Firman yang kita dapatkan kali ini cukup keras. Setelah memutuskan untuk mengikuti Tuhan Yesus, banyak hal yang harus diperbaiki. Ada kalanya kita melihat ke belakang apa saja kesalahan kita, kemudian meminta bantuan Tuhan untuk melakukan perbaikan. Manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya.
Hanya yang setia dan tidak hidup bercela yang akan menjadi mempelai Kristus!
Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Post a Comment

Powered by Blogger.